🌞 Harga Barang Elektronik Di Pasar Glodok

JakartaPasar elektronik di Glodok, Jakarta mulai ditinggalkan pembelinya. Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan saat ini, penjualan barang elektronik tidak hanya di Glodok. Banyak pemain lain bermunculan dalam konsep berbeda seperti Electronic City, atau ritel dan via online. Sejumlahpusat perbelanjaan yang berada di bawah payung PT Agung Podomoro Land Tbk. di daerah Pasar Glodok seperti Plaza Kenari Mas, Harco Glodok dan Lindeteves Trade Center (LTC) Glodok akan memasuki bisnis perdagangan online (e-commerce) pada akhir tahun 2017 ini. "Sekarang sudah 50 persen dari 3 ribu pedagang yang mau gabung di sistem e Penjualanelektronik di Glodok menurun karena kenaikan harga yang terpengaruh dolar AS. Sekadarinformasi, Glodok punya 11 kawasan perdagangan. Sebut saja Pinangsia yang fokus pada penjualan sanitari, Glodok Makmur menawarkan HT dan alat servis, Glodok Plaza memajang produk elektronik, dan Asemka menyediakan perlengkapan anak-anak. “Kalau di LTC bersifat beda karena yang dijual barang teknik. JAKARTA- Kawasan perdagangan elektronik Glodok, Jakarta, tak pernah lekang ditelan zaman. Di tengah hiruk-pikuk toko modern dan toko online (e-commerce), kawasan ini masih berdegup sebagai jantung perdagangan berbagai jenis barang elektronik, hardware, peralatan (tools) rumah tangga, kantor, proyek dan sebagainya. Takpeduli dengan harga barang dalam paket yang terkadang lebih murah ktimbang ongkos kirim, paket kecil nyatanya telah menggerakkan ekonomi global, kawasan, dan sebuah negara. Glodok kini menjadi salah satu sentra perdagangan elektronik di Jakarta. Layanan ekspedisi sangat dibutuhkan di kawasan ini untuk mempermudah aktivitas kegiatan Lokasi Pertokoan Glodok Jaya Blok A No 59 Lantai Dasar Jln. Hayam Wuruk Jakarta Barat. Luas Bangunan: 11 m2. Keterangan: Disewakan Kios strategis. Harga Sewa: Rp 160.000.000. Hubungi: 08111351369. Whatsapp: 08111351369. Glodok Hayam Wuruk Keterampilandalam menawar harga barang juga sangat diperlukan bila ingin belanja Anda lebih hemat di Pasar Glodok. Beberapa barang elektronik yang bisa Anda beli di Pasar Glodok di antaranya mulai dari handphone, gadget, komputer, hingga elektronik rumah tangga seperti lemari es, televisi, DVD Player, AC, dan sebagainya. BankIndonesia mencatat, setelah kemarin berada di angka Rp 13.998, hari ini sudah menembus Rp 14.067 per dolar Amerika. tgbwUT. Jakarta - Lesunya pertumbuhan ekonomi membuat Pusat Elektronik Glodok sepi pengunjung. Selain kondisi ekonomi sulit, rupanya tren pembelian produk elektronik lewat online ikut menggerus penjualan di pusat elektronik yang sejak dulu terkenal dengan harga miring itu."Ada 30% sampai 40% penurunan penjualan. Ekonomi sudah lagi nggak baik, bikin orang nggak beli dulu. Apalagi sekarang orang mulai hobi belanja elektronik lewat online jadi semakin sepi dagangan," ungkap Herman, salah seorang pedagang elektronik di Blok B, Pertokoan Harco Glodok, ditemui detikFinance, Rabu 16/6/2015.Herman mengatakan, ada alasan kuat yang membuat orang malas pergi ke Glodok dan memilih membeli elektronik dari toko online, yaitu harga yang lebih miring dari toko-toko di Glodok. "Sekarang orang kalau mau beli suka protes dulu, tanya kenapa harga barang di sini lebih mahal dari yang dilihat di internet," tuturnya. Pasalnya, beberapa pedagang yang berjualan di toko online tidak perlu membayar sewa lapak dan bahkan beberapa ada yang tidak bayar pajak sehingga harga jualnya lebih murah. Kondisi ini yang juga membuat Herman bersama sejumlah pedagang lain menurunkan harga barang. "Itu saja masih sepi," katanya. Padahal, menurutnya, meski harga lebih miring, justru barang yang dijual di internet kurang terjamin dari kualitas maupun harapan pembeli. "Kalau beli online siapa yang tahu barangnya sesuai sama keinginan kita atau tidak. Kalau kita rusak, berani jamin," pun tak berniat membuka toko online sebagai strategi penjualan. Herman berasalan, saat ini masih punya pelanggan yang setia."Saya masih ada langganan. Dan kalau jualan seperti ini lebih terjamin," kata pedagang handycam, CCTV, laptop, dan PS4 ini. ang/ang Barang elektronik di pasar Glodok. Foto Elsa Toruan/kumparanPemerintah telah menetapkan Pajak Penghasilan PPh tambahan untuk barang impor sebesar 7,5 persen hingga 10 persen. PPh impor tambahan ini akan berlaku efektif pada pekan depan sejak ditandatangani Menteri Keuangan Sri Mulyani. Namun, harga barang impor di Pertokoan Glodok, Jakarta sudah mulai naik. Kenaikan harga yang terjadi itu, dikaitkan dengan melonjaknya harga jual dolar Amerika Serikat AS yang pekan ini hampir menembus Rp Salah satu barang yang mengalami kenaikan yakni pendingin udara AC impor dari Thailand. “Naiknya 3 persen, bisa Rp sampai Rp Contohnya Daikin ini, sekarang karena naik jadi harganya 1/2 pk Rp 3,4 juta, 3/4 pk Rp 3,55 juta dan 2/5 pk Rp 8,7 juta,” ungkap seorang karyawan toko AC di kawasan Glodok, Imas kepada kumparan Jumat 7/9. Sementara itu, pedagang AC lain, Utami mengatakan, kenaikan itu telah terjadi sejak beberapa hari dan diprediksi bakal terus mengalami perubahan. Barang elektronik di pasar Glodok. Foto Elsa Toruan/kumparan“Naik terus, karena kondisi dolar juga lagi enggak stabil ya, pokoknya yang barang dari luar itu ya sampai naik 3 persen sekarang,” ucap hanya AC, kabel impor seperti dari Jerman dan Australia pun mengalami kenaikan. “Kabel untuk kawat yang impor ya, yang ukuran kabel 2 x 1,5 milimeter itu harganya Rp per rol ukuran 50 meter padahal awalnya Ro dan kabel ukuran 4x2,5 milimeter sekarang Rp dari harga Rp kata seorang pedagang, Oscar. Oscar mengaku kenaikan itu terjadi sekitar awal bulan September ini. Ia juga memperkirakan kenaikan harga masih mungkin terjadi jika kenaikan tarif pajak barang impor mulai berlaku efektif pekan depan. “Kalau kabel sih sebenarnya kebutuhan ya, tapi ya berkurang yang semula beli 5 rol sekarang jadi 2 rol,” pungkasnya. Apakah anda seseorang pemerhati teknologi? Atau anda suka berburu alat elektronik terbaru dengan harga yang dibanderol murah? Kalau begitu, pasti anda sudah tidak asing dengan Glodok, sebuah kawasan perdagangan elektronik di bilangan barat Jakarta yang namanya sudah dikenal di seluruh Indonesia. Glodok yang terkenal sebagai surga alat elektronik dan DVD ini awalnya adalah kawasan permukiman Etnis Tionghoa yang sehari-hari berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sejarah Sayang rasanya jika kita blusukan ke Glodok tanpa mengetahui sejarahnya, karena sejarah tempat ini sangat menarik untuk disimak. Glodok sudah dihuni oleh etnis Tionghoa semenjak pemerintahan Belanda di Jakarta dipegang oleh Jan Pieterszoon Coen pada tahun 1620-an. Asal nama Glodok juga sangat unik. Jadi, dulu di kawasan ini terdapat pancuran air yang berada di dalam sebuah gedung kecil berbentuk segi delapan di tengah halaman gedung Balai Kota. Air dari pancuran itu digunakan untuk mengakses air bersih bagi warga di sekitar dan sumber air minum bagi kuda-kuda. Suara yang dihasilkan oleh pancuran air itu berbunyi “Grojok, grojok, grojok” dan warga sekitar menamakan tempat itu sebagai Glodok. Karena asal-usul inilah, Glodok juga disebut sebagai Glodok Pancoran. Glodok Tempo Doeloe Awalnya, penduduk wilayah ini menjual obat-obatan, rempah-rempah, dan kuliner. Nah, perdagangan rempah-rempah yang awalnya mendominasi kawasan ini, lama kelamaan tergeser oleh elektronik semenjak tahun 80-an, sementara beberapa toko kuliner dan toko obat, masih bertahan hingga kini. Hal ini terbukti dari sejumlah bangunan yang masih berdiri di kawasan ini. Bangunan tersebut ialah Waroeng Kopi Es “Tak Kie” yang masih beroperasi hingga sekarang, toko obat Tay Seng Hoo dan juga toko obat Lay An Tong toko obat Lay An Tong sudah tidak beroperasi, namun gedungnya masih ada. Toko Kopi Legendaris Glodok Kenapa Glodok? Glodok memiliki sejumlah kawasan pertokoan, di antaranya adalah Pasar Glodok, Glodok Plaza, Arion Plaza, LTC Glodok, Glodok Jaya, dan sejumlah kawasan lainnya. 40% dari kawasan pertokoan ini menjajakan dagangan berupa alat elektronik yang kebanyakan berasal dari Cina. Anda tentu bertanya-tanya, jika hanya 40% pedagang yang menjual elektronik, sisanya menjual apa? Jawabannya, 60% sisanya menjual kuliner, obat-obatan, dan juga alat kesehatan. Ya, alat kesehatan! Kawasan Glodok telah dikenal sebagai pusat penjualan alat-alat kesehatan sejak tahun 1960-an. Bisnis alat kesehatan berkembang pesat mulai tahun 70-an hingga tahun 80-an, terutama setelah Pasar Glodok didirikan pada tahun 1972. Sayangnya, perekonomian di daerah ini mengalami guncangan akibat kerusuhan Mei 1998, yang mengakibatkan terbakarnya Pasar Glodok dan matinya perekonomian di sekitarnya – toko-toko tutup, bahkan Pedagang Kaki Lima enggan berdagang di sana. Banyak pedagang alat kesehatan berpindah ke tempat lain. Perekonomian Glodok berangsur pulih kala Presiden Abdurrahman Wahid menyambut kembali perayaan imlek yang sebelumnya dilarang dilakukan. Para pedagang mulai aktif berdagang dan para pedagang kaki lima kembali memadati kawasan Glodok. Semakin banyak pedagang yang kembali ke kawasan Glodok pasca pembangunan kembali Pasar Glodok. Jakarta Timur punya Pasar Pramuka sebagai pusat penjualan alat kesehatan, Jakarta Barat punya Glodok. Pastilah anda familiar dengan kawasan ini, terutama jika anda merupakan pengguna setia busway. Akses menuju kawasan Glodok tidak sulit karena berada di sisi jalan raya; anda bisa menaiki Busway Koridor 1 Kota – Blok M dan turun di halte Glodok, anda akan langsung dihadapkan dengan Lindeteves Trade Center LTC dan Pasar Glodok City, keduanya sama-sama memiliki toko alat kesehatan. Halte Busway Glodok Kawasan Glodok merupakan kawasan luas sehingga pedagang alat kesehatan berpencar-pencar di kawasan ini, tidak seperti di Pasar Pramuka dimana pedagang-pedagang alat kesehatan terlokalisasi pada satu pasar tersebut. Soal barang dagangan, pedagang alat kesehatan biasanya hanya menjual alat-alat kesehatan yang umum saja seperti stetoskop, tensimeter dan jarang menjual alat kesehatan yang rumit, seperti alat pacu jantung. Selain itu beberapa dari mereka juga menjual alat-alat kimia seperti spektrometer dan HPLC High-Performance Liquid Chromatography – hal ini yang membuat Glodok di satu sisi lebih unggul dari Pasar Pramuka, ditambah lagi di LTC banyak menaungi toko-toko yang menjual buku-buku kedokteran. Soal harga, pedagang di sini mengklaim bahwa mereka tidak kalah dengan Pasar Pramuka – bahkan salah satu sumber mengklaim anda dapat menghemat 50% bila berbelanja di Glodok. Harga yang murah ini didapat karena mereka berbelanja langsung secara grosir dari distributor alat kesehatan yang berpusat di Jakarta, sehingga mengurangi biaya pengiriman plus mendapat potongan karena membeli secara grosir. Mereka menjual harga yang cukup berani, apalagi ketika barang akan mengalami masa kadaluarsa – mereka akan memberikan diskon besar-besaran karena pedagang Glodok memiliki prinsip bahwa mereka akan mempertahankan loyalitas pembeli dengan tidak menjual barang kadaluarsa, maka sebelum tenggat waktu, mereka buru-buru menjual agar barang dapat terpakai dengan baik. Sedikit berbeda dengan Pasar Pramuka, pusat perbelanjaan di Glodok yang menaungi toko-toko alat kesehatan ini telah dilengkapi oleh air conditioner sehingga lebih sejuk dan nyaman, namun soal hiruk pikuk dan denyut nadi perekonomian, Pasar Pramuka masih menang. Hiruk pikuk yang lebih sedikit dari Pasar Pramuka ini pun dilengkapi dengan interior yang kusam, khususnya di Pasar Glodok. Dari 6 lantai, hanya sekitar 2 lantai yang beroperasi penuh, sisanya gelap. [Baca juga Pasar Pramuka Surga Obat dan Alat Kesehatan] Kondisi di Pasar Glodok Glodok memang merupakan sentra alat kesehatan di Jakarta Barat yang sudah dikenal di seluruh Indonesia, namun para pedagang disana mengakui jumlah pelanggan yang datang ke toko sedikit dan mereka cenderung mendapatkan keuntungan melalui pemesanan partai besar via telepon dari banyak rumah sakit dan perusahaan. Para pedagang alat kesahatan di sini tidak banyak berharap soal jumlah kunjungan karena mereka lebih berkonsentrasi melakukan pelayanan via telepon. Nah, karena para pedagang ini terbiasa dengan pemesanan dalam jumlah besar, maka pembeli eceran yang berkunjung tidak akan mendapat keuntungan berupa potongan harga yang signifikan seperti pembeli grosir. Para pembeli grosir inipun mendapatkan satu lagi keuntungan dibandingkan pembeli eceran gratis biaya pengantaran apabila membeli dalam jumlah tertentu. Soal persaingan, para pedagang di sini tidak terlalu ketat dalam bersaing. Perbandingan hargapun tidak jauh berbeda dari sato toko ke toko lain, sehingga tidak ada yang menjual terlalu murah atau terlalu mahal. Lalu dengan cara apakah satu toko dapat mengungguli toko lainnya? Jawabannya adalah dengan memperbanyak jenis dagangan, misalnya, berjualan alat kesehatan ditunjang beberapa perangkat laboratorium, ditambah dengan alat kimia sederhana, atau mungkin beberapa buku teks, sehingga lebih banyak barang menarik untuk dijual dan keuntungan bertambah. Kesimpulannya? Membeli barang di Glodok memang ada plus minusnya. Plusnya adalah sebagai salah satu pusat penjualan alat kesehatan di Jakarta yang telah dikenal di seluruh Indonesia, harga yang ditawarkan oleh Glodok pastilah hampir sama menggiurkannya dengan Pasar Pramuka – walaupun memang harga tidak bisa ditawar terlalu ekstrim dan mungkin masing-masing toko menawarkan harga yang perbedaannya tidak signifikan. Anda akan lebih diuntungkan jika membeli secara grosir daripada datang membeli eceran ke sana. Minusnya, walaupun aksesnya mudah, anda tetap harus berkutat dengan kemacetan di daerah Glodok yang memang sudah umum – akan terasa sangat melelahkan jika anda harus membawa belanjaan alat kesehatan sambil mengarungi kemacetan. Belum lagi masalah Glodok yang sering kebanjiran saat musim penghujan tiba. Melihat berbagai kendala tadi, anda mungkin ingin berbelanja lewat telepon saja, tapi anda khawatir anda hanya seorang pembeli eceran dan takut dengan harga dan ongkos kirim yang tidak friendly. Lalu bagaimanakah solusinya? Jawabannya, mungkin anda harus mencoba belanja online. Apabila anda adalah orang yang menomorsatukan kenyamanan dan kepraktisan belanja alat kesehatan, mungkin belanja online-lah jawaban bagi anda selama ini. Belanja online menawarkan banyak poin plus untuk anda, di antaranya adalah harga yang bersahabat, varian barang yang beragam, dan hemat dalam konteks waktu, tenaga, dan tentunya biaya. [Baca juga Tips Membeli Alat Kesehatan Murah] Belanja online mudah, aman, hemat! Jika anda ingin merasakan asyiknya belanja online yang tentunya aman, kunjungilah website Medicalogy yang menawarkan alat kesehatan lengkap dengan harga yang ramah kantong. Selain menyuguhkan alat kesehatan yang lengkap dan harga yang ramah, Medicalogy juga memberikan anda diskon, promo-promo menarik, dan kesempatan untuk mengajukan penawaran harga. Terlebih lagi, jika anda berlangganan newsletter dari Medicalogy yang langsung masuk ke email anda, anda akan mendapat pemberitahuan tentang barang baru sehingga alat-alat kesehatan anda bisa lebih up-to-date. Interaksi belanja yang interaktif seperti layaknya berbelanja di dunia nyata ini dipadukan dengan kepraktisan karena anda hanya perlu melihat, memilih, serta tidak perlu jauh-jauh mengangkut alat kesehatan yang anda beli. Di Medicalogy, anda tidak perlu khawatir mengenai kuantitas pembelian, karena baik pembelian eceran maupun grosir, anda adalah valued customer dan berpeluang mendapatkan promo dan penawaran menarik! Happy shopping! Ad

harga barang elektronik di pasar glodok